Minggu, 04 Januari 2015

Semasa PKLl (Praktek Kerja Lapangan) 25 Juli 2014.

 
    Senja ini tak pernah terlihat indah sebelumya, tak juga istimewa sampai Dia benar-benar terkubur bersama pekatnya malam. Aku tak tahu, tak juga mengerti apa yang membuat mereka-teman-temanKu bisa begitu simpati padanya.
    Karena yang ku lihat hanya bongkahan es yang kokoh dalam setiap sorot matanya. Tak ada kehangatan, tak juga ada keramahan. Langkahnya memang bagai mata elang, fokus tanpa keraguan, tapi siapa yang tahu. Jika dibalik semua itu dia menyimpan ribuan rahasia.
    Sudah beberapa pekan aku, tristian,popon,yeyep dan pandu menghabiskan hari ditempat PKL ini. Tak ada yang istimewa memang,tapi kebersamaan itu cukup terlihat indah dan sempurna.
     Awal aku melihatnya. Ia terlihat angkuh dan dingin, semua berawal saat salah satu atasan mengajak ku, intan dan wiwi makan siang bersama. Dia tak banyak bicara, tapi cukup terdengar menyenangkan saat beberapa kata keluar dari bibirnya.
Hingga dengan perlahan tapi pasti, satu demi satu teman Pkl perempuan ku mulai mengaguminya.
     Mereka selalu bercerita, jika sosok itu sempurna, dia tampan, dingin dengan karismanya. Tapi aku tak habis fikir, jika kekaguman mereka bisa berubah menjadi cinta sepihak.
     Hari itu aku dan popon tengah duduk sambil menyusun setumpuk berkas yang cukup banyak, tapi karena BA(berita acara) yang berada di meja yang lumayan jauh, maka dengan inisiatif sendiri popon berjalan ke meja itu.
"mal, BA-nya diaman?".
 "dimeja yang ada pak nizarnya".ucap ku.
 Kebetulan pak nizar memang sedang mengerjakan sesuatu disana. Dengan langkah ragu popon menghampiri meja itu dan tanpa basa basi dia menyobek kertas PK(perintah kerja) milik pak nizar, dari meja tempat aku duduk, aku bisa melihat tatapan dingin dan aneh dari pak nizar. tatapan itu seolah bicara,'anda siapa? Kenapa mengambil kerjaan saya?anda punya masalah dgn saya'.
Sungguh disitu aku pengen ketawa melihat ekspresi aneh pak nizar dan ekspresi tanpa dosa milik popon Hahahaha.
    Setelah menyobes kertas tersebut, popon segera berbalik dan berjalan kearah ku masih dengan wajah tanpa dosanya, belum sempat dia berjalan, suara datar dan dingin seseorang menginteupsi gerakkannya.
"neng, itu Pk milik saya."
 dengan tampang aneh dan ekspresi malu popon berbalik arah dan tersenyum kikuk kearah pak nizar.
"maaf pak."ucap popon sambil menyerahkan kertas pk milik pak nizar.
    Kareba merasa kasihan, aku pun menghampiri popon dan mengambil kertas Ba yang berada dimeja pak nizar.
"pon, ini kertas BA-nya."ucap ku sambil memeluk pluhan kertas berwarna pink muda itu dan segera mengajak popon untuk kembali ketempat kami menyusun tumpukan kertas.
     Hari berikutnya, hari yang kurasa cukup sial bagiku. Diruangan tempat ku dan yang lain bekerja. Siang itu suasana kantor cukup sepi karena tak ada pelanggan, dan disana kami cukup kerepotan karena harus mengisi lembaran BA kosong.
     Disana ada aku,tristian,popon,yeyep,pandu,intan,wiwi dan pak diki. Sebenarnya suasana diruangan itu cukup berisik karena ada beberapa diantara kami yang mengobrol,
"ada yang bawa pulpen lebih?." tanyaku karena tiba-tiba pulpen ku hilang.
Entah kenapa setiap aku bawa pulpen kesana pasti akan hilang =,= .
"gak ada neng,"jawab a diki yg masih asik dengan komputernya. Lalu dengan inisiatif sendiri aku menyeru,"yep kaluarkeun pulpena." .
wiwi langsung menatap ku dan senyum-senyum gaze.
"what's wrong?" tambah ku. A diki dan yg lain melihat kearah wiwi dan seolah mereka bisa berkomunikasi lewat telepati, mereka malah ikut-ikutan tertawa terbahak-bahak.
   Detik berikutnya akau beranikan diri untuk bertanya.
"kenapa ketawa? Emang ada yang lucu?" .
 "ada, itu tadi kalimat kamu,'kaluarkeun pulpena yep'": jawab wiwi dgn wajah yg memerah.
"nya, pulpen yeyepkan? Terus dimana lucuna?", tambahku mulai frustasi.
 Bukannya menjelaskan mereka malah kembali tertawa, dan setelah ku fikir-fikir bukan kalimat ku yg salah, tapi fikiran jorok mereka yang terlampau jauh mencerna kata-kata sederhana itu.
Dan dengan tiba-tiba aku tertawa sendiri menertawai ke luguan ku yang terlampau L-U-G-U. (9_9!!)
Date: 25 Juli 2014

Your Smile

 
    Ini semua berawal saat sebuah senyuaman kau suguhkan untuk teman-teman mu. Saat itu aku lupa,kapan tepatnya, tapi itu benar-benar hari yang paling ajaib bagiku. Aku sudah mengenal mu, hanya saja aku ragu jika kau pun tahu siapa aku? Sebuah lelucon saat COC itu, pernah membuka hati ku, saat kau tersenyum. Betapa indahnya lesung dikedua pipimu. Kau terlihat sangat bahagiam saat senyum itu mulai menghiasi bibirmu. Detik berikutnya, aku baru sadar jika kau berbeda.
    Senyum itu adalah senyuman yang kesekian kalinya yang kulihat dari bibirmu. Tapi entah mengapa saat itu,saat kau tersenyum. Tiba-tiba jantungku berdetak lebih cepat. Apakah ini tanda jika Tuhan mulai mengalunkan rasa cinta dalam dada? Aku tak bisa berkata-kata. Saat itu yang aku bisa hanya memandangku dan berguma,'apa ini cinta?'.
    COC pun berlangsung cukup membahagiakan bagiku, namun ketika harus berakhir. Ada rasa enggan dalam hati ku, tapi apa pengaruhku? Aku hanyalah anak magang dikantor mu. Aku kembali keruangan dimana aku tak bisa melihat mu, aku kembali ketempat awal dimana aku ditempatkan untuk membantu. Aku mengerjakan semua pekerjaan mulai dari mencetak,mempoto copy,mengisi dan mengantarkan lembaran2 berkas berwarna merah muda itu kebelakang, tapi sayang kau pun masih tetap tak bisa ku lihat, kamu, kamu tak ada disana.
    Tempat mu bekerja dan tempat ku membantu sungguh jauh, kita memang berada dalam 1 koridor tempat yang sama, tapi tetap tak 1 ruangan. Ruangan yang kutempati selalu terbuka, berbeda dengan ruangan mu yang selalu tertutup.
    Kamu tahu? Sejak COC itu aku mengidolakan mu, bagi ku idola tak harus selalu menjadi artis / orang terkenal. Cukup saat kau melihat seseorang begitu sempuna dimata mu dan kedua mata mu enggan berpaling darinya, serta detak jantung mu bertambah,saat dia seolah berjalan mendekati mu. Hmm, aku lupa, aku kan hanya fans mu ya? Lalu saat-saat berikutnya, aku habiskan dengan sedikit membagi kebahagiaan ku dengan teman-teman ku.Saat mereka mendengar aku begitu mengagumi mu, mereka mulai sadar jika aku memang mulai terpesona pada mau.
    kau tahu? mereka bertanya,''apa aku yakin, jika aku hanya sekedar mengagumi mu?'' . entahlah, mereka mungkin meragukan rasa sayang ku,hmm. Maksud ku rasa simpatiku pada mu. Bahkan mereka meragukan posisi mu yg ku klam sebagai idolaku.
   Tapi itu tak pernah menjadi arang bagi ku. Kau tahu? Saat kau berjalan keruang manager, bukankah aku selalu bisa melihat mu? Tapi hanya bagaikan ilalang, kau tak memperdulikan ku.
   Mungkin karena kau tak tahu diriku. Dan mungkin aku memang tak terlihat oleh mu. Begitu bukan? Setiap hari aku menunggu mu, bukan, bukan menunggu mu untuk menyadari keberadaan ku. Tapi menunggu mu berjalan meski kau tidak berjalan ke arah ku.
    Aku tetep bahagia, karena saat ku bisa melihat wajah mu, aku seolah bisa merasakan ada ribuan kupu-kupu yang terbang di perutku. Hanya itu tak lebih.
    dan rasa bahagia itu memuncak dlm dadaku. Saat kau tersenyum,lesung itu begitu sempurna menempel di pipimu. Tapi apa kau percaya? Saat pertama kalinya kedua bola mata ku menatap mu, dan lesung pipi mu menyambut ku, ada rasa bahagia disini.. Diseluruh tubuhku. Khususnya disini .. Ditempat tak satu pun kebohongan disa dilakukan'hati'.kedua lesung itu telah menarikku.. Dan suara khas mu yang mendayu, sungguh kental akan logat daerah mu. Aku menyukainya.
   Oh ya! Kau ingat, musollah yang ada disamping ruangan mu itu? Bukankah disana ada sebuah jendela kecil? Da disana pula aku diam2 mengitip aktifitasmu, sekedar ingin meliha mu. Hingga tak terasa wktu berjalan cepat. Pertemuan itu, akan segera diakhiri oleh perpisahan, kebersamaan yang hanya kunikmati itu akan segera berakhir dgn cepat.